Dari tahun 2009 sampai sekarang angkot 20 merupakan
transportasi utama saya sebagai mahasiswa Universitas Negeri Medan. Tinggal di
Binjai dan kuliahnya di Unimed, banyak teman yang menyarankan saya untuk kost
saja dari pada pulang pergi dari Binjai ke Unimed (daerahnya dari ujung ke
ujung sih). Tapi saya merasa kurang nyaman untuk ngekost, karena mungkin saya
akan lebih banyak keluyuran dari pada belajar sebagai mahasiswa (maklum banyak
tempat-tempat yang eksotis di Medan). Dan sebagai penumpang setia angkot 20
banyak suka duka yang pernah saya alami dalam perjalanan.
Pertama kali naik sebagai penumpang di angkot 20
terjadi pada saat saya mengikuti seleksi masuk Unimed, perginya ke Unimed sih
saya diantar (karena masih buta daerah medan), tapi pulangnya yang bingung mau
naik angkot apa (naik delman aja bagusan). Setelah selesai melakukan ujian saya
nunggu angkot di simpang, karena cuaca di Medan terik dan panas sekali saya
berteduh di warung sambil minum air mineral. Banyak angkot yang lewat, kalau
berdasarkan warna ada yang merah dan ada yang kuning, kalau berdasarkan nomor
ada yang 121, 103, 01, 62 dan beraneka lainnya, kalau berdasarkan penampilan
angkot ada yang bagus, cukup bagus sampai yang rongsokan, kalau berdasarkan
bunyi kelakson ada yang berbunyai “pim…pim….”,
ada juga yang berbunyi “telulet……telulet…..”
dan ada juga yang berbunyi “tetet…..tet….tereretet….”,
ada juga yang berbunyi “guk….guk….guk”
ini mah anjing yang lagi lewat aja dan lainnya, kalau berdasarkan jurusannya ada
yang ke Tanjung Sari, Padang Bulan, M.Plaza, surga dan neraka (kalau ini sih
mobil Ambulans yang baru lewat) tapi saya tidak menemukan angkot yang menuju
Kampung Lalang yang sesuai dengan tujuan saya.
Cukup lama juga menunggu hingga kepala saya terasa pusing (pengen di jedut
jedutin aja ni kepala) karena teriknya siang itu, datanglah angkot kuning
bernomor 20 dengan jurusannya yang bertuliskan “KP LALANG” akhirnya……. Langsung
deh disetop dan ternyata angkotnya udah penuh tinggal menyisakan satu tempat di
bangku tempel yang berada di pinggir pintu angkot. Waduh……….sial amat, tapi
dari pada nunggu lebih lama lagi akhirnya saya naik juga. Asli lumayan
mengerikan duduk di pinggir karena kayaknya tu supir gak ada pikiran kali, udah
lah ugal-ugalan, tekongan jalan pun di bantainya balap kayak mau nge drift tu
angkot (Fast and Furious versi Medan). Aksi supir yang bagaikan pembalap itu
terus saya alami selama 45 menit, karena kepala yang udah pusing ditambah aksi
tu supir yang ekstream membuat saya mual dan ingin muntah. Dan sesampainya di
rumah, saya langsung tumbang karena kelelahan dan berhubung juga belum makan
siang yang membuat lemas seluruh badan ini, sungguh pengalaman pertama yang
parah dan membuat saya pesimis untuk dapat kuliah dengan baik jika begini
terus.
Dari tahun 2009
sampai sekarang selama saya jadi penumpang angkot 20, telah banyak angkot 20
yang saya tumpangi dengan berbagi ciri khas mobilnya maupun supirnya. Ada salah
satu angkot yang tampilan mobilnya bersih dan tampak baru dengan salah satu
ciri khasnya yaitu ada kipas angin di kursi depannya. Ini merupakan angkot
favorit yang membuat saya berharap semoga tiap hari jadi penumpang angkot ini
saat pergi kuliah karena berhubung supirnya yang ramah, nyetirnya gak ugal-ugalan,
angkotnya bersih, gak pernah mogok, dan yang paling penting ongkosnya lebih
murah dari angkot lainnya, biasanya tarif normal angkot 20 dari Kampung Lalang
ke Unimed adalah 4000 rupiah tapi terkadang saat kita berikan uang 5000 rupiah
pasti supirnya memberikan kembalian 2000 rupiah jadi ongkosnya 3000 rupiah
(baik amat dah……..).
Di lain angkot ada sebuah angkot yang
cukup unik dengan tulisan “DOLLAR” di bagian belakang kursi supirnya, ada
tulisan stiker “Sitorus” di kaca belakang angkotnya, kalau duduk di depan
terdapat mainan dinosaurus di dashboardnya, ada gantungan gambar seorang model
wanita korea, dan banyak mainan maupun kaca lensa cembung yang di tempel di
kaca mobilnya. Ini angkot termasuk favorit saya jika ingin pulang dengan cepat
karena supirnya lihai sekali mencari jalan pintas untuk mempercepat sampai ke
tujuan dan di tambah dengan keahlian menyalipnya yang membuat saya salut dan
cukup mendebarkan jika duduk di depan.
Tetapi ada satu angkot yang membuat
saya berkesan, saat itu sudah jam 17.30 lagi rame-ramenya mahasiswa pulang dan
tentunya penumpang di angkot 20 selalu penuh dan saya naik salah satu angkot
20. Selama 45 menit menembus jalanan Kota Medan dan akhirnya sampailah di
Kampung Lalang tetapi penumpang tersisa 3 orang termasuk saya. Tiba-tiba
supirnya nanya “kalian mau ke Binjai ?”
Tanya pak supir, “iya pak….” Serentak
kami menjawab, “Oh, ya udah sekalian
bapak mau pulang juga ke Bandar senembah” ujar pak supir, wah….kebetulan
sekali jadi gak perlu nyambung angkot ke Binjai lagi karena udah jam 18.15 dan
angkot ke Binjai pun penuh semua. Rumah pak supir ini termasuk jauh juga karena
biasanya supir angkot 20 berdomisili di Diski (daerah sebelum Binjai). Setelah
sampai di Binjai saya pun menambahkan ongkos yang akan diberikan karena total
dari Unimed ke Binjai adalah 8000 rupiah, tetapi pak supir mengembalikan 4000
rupiah kepada saya karena katanya sekalian pulang jadinya ongkosnya cukup 4000
rupiah saja, wah…… saya pun tak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah
dianterin pulang dengan diskon ongkos 50 %.
***
Pernah di suatu waktu ada ibu-ibu berbadan gemuk yang duduk
di sebelah saya dimana waktu itu posisi duduk saya berada di paling belakang.
Karena angkot yang ngegas dan ngerem dengan tiba-tiba, sehingga membuat badan
ibu itu menghimpit saya ke kaca belakang angkot heemp…………. Senap sekali rasanya
(bener-bener kayak bola daging).
Dan pernah juga ada orang gila yang
naik ke angkot 20 sebagai penumpang tetapi pak supir dan penumpang lainnya gak
sadar kalau itu orang gila (termasuk saya) karena pakaiannya cukup bagus dan
baru keluar dari area rumah sakit. Sadarnya saya dia itu orang gila karena di
dalam angkot dia bicara sendiri dan pandangannya kosong cuma tertuju ke bawah,
dan saat angkot mengalami kemacetan tib-tiba tu orang turun dari angkot dan
berdiri diam di samping angkot tanpa memberi ongkos, pak supir akhirnya sadar
kalau penumpang yang dia angkut itu adalah orang gila (kemungkinan aja kabur
dari rumah sakit).
***
Mengenai tentang angkutan umum
tentunya berkaitan dengan kemacetan, dalam perjalanan dari Kampung Lalang ke
Unimed cukup banyak terdapat titik kemacetan diantaranya adalah di Kampung
Lalang itu sendiri karena banyaknya pedagang yang menggunakan jalan sebagai
tempat jualan sehingga mempersempit badan jalan yang mengakibatkan kemacetan
tak terhindarkan di daerah itu. Selain itu ada juga daerah sekip yang lumayan
sering terjadi kemacetan karena di daerah itu terdapat banyak sekolah mulai
dari TK, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi sehingga membuat kemacetan terutama
pagi hari pada jam masuk sekolah dan siang hari pada saat pulang sekolah. Dan
hal yang sering terjadi saat kemacetan adalah munculnya perkataan berbagai
jenis hewan dari supir angkot (marmut lah, kelinci lah, kucing lah, dinosaurus
lah dan lain-lain).
***
Selama menjadi penumpang diangkot 20 saya telah
menjumpai banyak penumpang dan termasuk juga mahasiswi-mahasiswi yang kuliah di
Unimed juga. Ada seorang mahasiswi yang beberapa kali saya jumpai sebagai
penumpang juga di angkot 20 yang sangat menarik. Pertama kali bertemu, saya
duduk berhadapan dengannya dan otomatis pandangan saya lurus ke wajahnya, saat
melihatnya tiba-tiba dia juga melihat saya sehingga jadinya seperti kontes
tatap menatap, lalu secara refleks saya menundukkan kepala dan mengarahkan
pandangan ke bawah menghindari pandangan matanya, sejujurnya dia memiliki mata
yang indah, pandangan yang tajam dan entah mengapa pandangannya terasa dalam
sehingga membuat saya menundukkan kepala. Setelah itu saya lebih curi-curi pandang
melihat perempuan itu, tampilannya yang natural, dengan mata yang indah
ditambah dengan jilbab yang dipakainya sungguh menarik dari pada mahasiswi yang
lainnya yang ada di angkot itu.
Saya pun tidak pernah berharap bisa bertemu lagi
karena memang penumpang angkot 20 itu banyak sekali, tetapi selang satu
semester saya bertemu lagi dengan perempuan itu saat pulang dari Unimed dan dia
juga berada di Angkot 20. Kali ini ini dia besama 2 temannya dan dia mengobrol
bersama dua temannya sambil memakan rujak dan kebetulan posisi saya juga di
hadapannya sehingga kontes tatap menatap itu pun terjadi lagi. Entah kebetulan
atau tidak tapi akhirnya kami bertemu lagi saat itu dan kami pun saling
menatap, untuk kali ini saya berniat untuk tidak kalah dan terus menatapnya,
seperti saat pertama kali dulu bertemu tatapannya tetap tajam dengan mata
indahnya dan terasa dalam sekali. Setelah cukup lama saling menatap akhirnya
dia mengalihkan pandangannya dan entah mengapa ada perasaan senang di hati saya
karena memenangi kontes menatap itu, akhirnya sepanjang perjalanan saya selalu
menatapnya dan mungkin dia merasa risih juga, tapi saya jadi berpikir dia itu
adalah perempuan yang menarik.
Setelah momen itu saya pun tidak pernah berharap bisa
bertemu dengannya lagi karena bertemu untuk kedua kalinya itu saja sudah suatu
keberuntungan dan saya senang. Tetapi tidak disangka selang waktu berjarak 1
hari saja saya bertemu lagi dengan perempuan itu di Mesjid Unimed. Karena itu
hari jumat, saya berniat sholat di Mesjid Unimed dan sambil menunggu waktu
sholat tiba saya duduk-duduk di dekat penjual bakso bakar. Disitulah tiba-tiba
perempuan itu datang untuk membeli bakso bakar, saya pun terkejut karena tidak
menyangka bisa bertemu untuk yang ketiga kalinya dengan perempuan itu, saat itu
dia kembali menatap saya karena mungkin dia heran karena jumpa lagi dengan
saya. Kontes tatap menatap ini berlangsung singkat karena kali ini saya yang
tidak sanggup menatapnya mungkin juga diakibatkan karena rasa keterkejutan saya
bisa bertemu lagi dengannya.
Satu semester pun berlalu semester genap beralih
menjadi semester ganjil bagi saya sudah semester 7 dan bersiap untuk ikut PPL
dan tahun ini bagi adik saya mengikuti seleksi masuk ke Unimed sehingga harus
membayar uang ujian di bank yang di tentukan. Saat pergi ke bank untuk membayar
uang ujian dan membuka pintu bank lalu menanyakan perihal pembayaran uang ujian
ke petugas yang berada di pintu bank lalu saya dan adik saya disuruh mengantri
di barisan. Saat saya menoleh ke barisan, entah kenapa perempuan yang bermata
indah, dengan pandangannya yang tajam dan ditambah dengan jilbabnya itu berada
di hadapan saya sedang ikut mengantri di barisan.
Sungguh ini suatu hal di luar pemikiran saya karena bisa
bertemu dengannya untuk yang keempat kalinya. Sekali lagi kontes tatap menatap
itu pun terjadi lagi dan perempuan itu tetap dengan mata indahnya, dan
pandanganya yang tajam yang terasa dalam menatap saya sehingga tanpa sadar saya
tersenyum kepadaanya karena rasa senang dan dia membalas dengan senyumannya, ya
ampun…………..dia jadi makin menarik. Lalu saya duduk dan menyuruh adik saya untuk
mengantri, saat duduk saya sesekali curi pandang ke perempuan itu, tiba-tiba
dia menanyakan ke satpam bank perihal pembayaran uang kuliah apakah harus
mengantri ke barisan, satpam menjelaskan bahwa antrian barisan hanya untuk
pendaftar seleksi Unimed, karena perempuan itu ingin membayar uang kuliah bukan
ingin mendaftar maka dia mengambil nomor antrian.
Saya tetap duduk sambil melihat pembicaraan perempuan itu
dan setelah dia mengambil nomor antrian dia lalu ingin menunggu sambil duduk,
dan tidak disangka dia duduk di samping saya. Karena kami bersebelahan saya
jadi gerogi dan berusaha mengumpulkan keberanian untuk membuka obrolan dengan
perempuan itu. Akhirnya saya memberanikan diri dan membuka obrolan “kamu kuliah di Unimed kan ?” Tanya saya,
lalu perempuan itu pun menjawab dan obrolan pun berlangsung dengan baik.
Ternyata dia kuliah di Unimed jurusan pendidikan akuntansi dan baru mau masuk
semester 3 dan dia ada di bank untuk membayar uang kuliah. Obrolan pun
berlanjut seputaran kuliah dan pengalaman saya mengikuti PPL karena memang saya
mau masuk semester 7. Sangat menyenangkan bisa mengobrol dengan perempuan itu
dan tentunya dia sangat menarik, saat duduk bersebelahan dengan saya dan dapat
melihatnya dengan jarak yang sangat dekat saat mengobrol dengannya merupakan
suatu hal yang menyenangkan. Hingga nomor antriannya dipanggil dan dia pamitan
pulang dengan menyapa saya ada satu hal yang saya sesali, kenapa karena asik
ngobrol saya sampai lupa tanya nama perempuan itu. Ya ampun…. Benar-benar gak
ingat untuk tanya namanya dan untuk kali ini saya berharap agar bisa bertemu
dengan perempuan itu lagi untuk menanyakan namanya.
Meskipun begitu bertemu dan mengobrol dengannya, duduk
bersebelahan dan menatapnya dari dekat sambil berbincang dengannya membuat saya
sangat senang karena tidak hanya kontes tatap menatap saja yang dapat terjadi
jika kami bertemu lagi nanti.