Jumat, 19 Oktober 2012

45 MENIT DI ANGKOT 20


Dari tahun 2009 sampai sekarang angkot 20 merupakan transportasi utama saya sebagai mahasiswa Universitas Negeri Medan. Tinggal di Binjai dan kuliahnya di Unimed, banyak teman yang menyarankan saya untuk kost saja dari pada pulang pergi dari Binjai ke Unimed (daerahnya dari ujung ke ujung sih). Tapi saya merasa kurang nyaman untuk ngekost, karena mungkin saya akan lebih banyak keluyuran dari pada belajar sebagai mahasiswa (maklum banyak tempat-tempat yang eksotis di Medan). Dan sebagai penumpang setia angkot 20 banyak suka duka yang pernah saya alami dalam perjalanan.
 Pertama kali naik sebagai penumpang di angkot 20 terjadi pada saat saya mengikuti seleksi masuk Unimed, perginya ke Unimed sih saya diantar (karena masih buta daerah medan), tapi pulangnya yang bingung mau naik angkot apa (naik delman aja bagusan). Setelah selesai melakukan ujian saya nunggu angkot di simpang, karena cuaca di Medan terik dan panas sekali saya berteduh di warung sambil minum air mineral. Banyak angkot yang lewat, kalau berdasarkan warna ada yang merah dan ada yang kuning, kalau berdasarkan nomor ada yang 121, 103, 01, 62 dan beraneka lainnya, kalau berdasarkan penampilan angkot ada yang bagus, cukup bagus sampai yang rongsokan, kalau berdasarkan bunyi kelakson ada yang berbunyai “pim…pim….”, ada juga yang berbunyi “telulet……telulet…..” dan ada juga yang berbunyi “tetet…..tet….tereretet….”, ada juga yang berbunyi “guk….guk….guk” ini mah anjing yang lagi lewat aja dan lainnya, kalau berdasarkan jurusannya ada yang ke Tanjung Sari, Padang Bulan, M.Plaza, surga dan neraka (kalau ini sih mobil Ambulans yang baru lewat) tapi saya tidak menemukan angkot yang menuju Kampung Lalang yang sesuai dengan tujuan saya.
            Cukup lama juga menunggu hingga kepala saya terasa pusing (pengen di jedut jedutin aja ni kepala) karena teriknya siang itu, datanglah angkot kuning bernomor 20 dengan jurusannya yang bertuliskan “KP LALANG” akhirnya……. Langsung deh disetop dan ternyata angkotnya udah penuh tinggal menyisakan satu tempat di bangku tempel yang berada di pinggir pintu angkot. Waduh……….sial amat, tapi dari pada nunggu lebih lama lagi akhirnya saya naik juga. Asli lumayan mengerikan duduk di pinggir karena kayaknya tu supir gak ada pikiran kali, udah lah ugal-ugalan, tekongan jalan pun di bantainya balap kayak mau nge drift tu angkot (Fast and Furious versi Medan). Aksi supir yang bagaikan pembalap itu terus saya alami selama 45 menit, karena kepala yang udah pusing ditambah aksi tu supir yang ekstream membuat saya mual dan ingin muntah. Dan sesampainya di rumah, saya langsung tumbang karena kelelahan dan berhubung juga belum makan siang yang membuat lemas seluruh badan ini, sungguh pengalaman pertama yang parah dan membuat saya pesimis untuk dapat kuliah dengan baik jika begini terus.
                Dari tahun 2009 sampai sekarang selama saya jadi penumpang angkot 20, telah banyak angkot 20 yang saya tumpangi dengan berbagi ciri khas mobilnya maupun supirnya. Ada salah satu angkot yang tampilan mobilnya bersih dan tampak baru dengan salah satu ciri khasnya yaitu ada kipas angin di kursi depannya. Ini merupakan angkot favorit yang membuat saya berharap semoga tiap hari jadi penumpang angkot ini saat pergi kuliah karena berhubung supirnya yang ramah, nyetirnya gak ugal-ugalan, angkotnya bersih, gak pernah mogok, dan yang paling penting ongkosnya lebih murah dari angkot lainnya, biasanya tarif normal angkot 20 dari Kampung Lalang ke Unimed adalah 4000 rupiah tapi terkadang saat kita berikan uang 5000 rupiah pasti supirnya memberikan kembalian 2000 rupiah jadi ongkosnya 3000 rupiah (baik amat dah……..).
            Di lain angkot ada sebuah angkot yang cukup unik dengan tulisan “DOLLAR” di bagian belakang kursi supirnya, ada tulisan stiker “Sitorus” di kaca belakang angkotnya, kalau duduk di depan terdapat mainan dinosaurus di dashboardnya, ada gantungan gambar seorang model wanita korea, dan banyak mainan maupun kaca lensa cembung yang di tempel di kaca mobilnya. Ini angkot termasuk favorit saya jika ingin pulang dengan cepat karena supirnya lihai sekali mencari jalan pintas untuk mempercepat sampai ke tujuan dan di tambah dengan keahlian menyalipnya yang membuat saya salut dan cukup mendebarkan jika duduk di depan.
            Tetapi ada satu angkot yang membuat saya berkesan, saat itu sudah jam 17.30 lagi rame-ramenya mahasiswa pulang dan tentunya penumpang di angkot 20 selalu penuh dan saya naik salah satu angkot 20. Selama 45 menit menembus jalanan Kota Medan dan akhirnya sampailah di Kampung Lalang tetapi penumpang tersisa 3 orang termasuk saya. Tiba-tiba supirnya nanya “kalian mau ke Binjai ?” Tanya pak supir, “iya pak….” Serentak kami menjawab, “Oh, ya udah sekalian bapak mau pulang juga ke Bandar senembah” ujar pak supir, wah….kebetulan sekali jadi gak perlu nyambung angkot ke Binjai lagi karena udah jam 18.15 dan angkot ke Binjai pun penuh semua. Rumah pak supir ini termasuk jauh juga karena biasanya supir angkot 20 berdomisili di Diski (daerah sebelum Binjai). Setelah sampai di Binjai saya pun menambahkan ongkos yang akan diberikan karena total dari Unimed ke Binjai adalah 8000 rupiah, tetapi pak supir mengembalikan 4000 rupiah kepada saya karena katanya sekalian pulang jadinya ongkosnya cukup 4000 rupiah saja, wah…… saya pun tak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah dianterin pulang dengan diskon ongkos 50 %.

***
Pernah di suatu waktu ada ibu-ibu berbadan gemuk yang duduk di sebelah saya dimana waktu itu posisi duduk saya berada di paling belakang. Karena angkot yang ngegas dan ngerem dengan tiba-tiba, sehingga membuat badan ibu itu menghimpit saya ke kaca belakang angkot heemp…………. Senap sekali rasanya (bener-bener kayak bola daging). 
            Dan pernah juga ada orang gila yang naik ke angkot 20 sebagai penumpang tetapi pak supir dan penumpang lainnya gak sadar kalau itu orang gila (termasuk saya) karena pakaiannya cukup bagus dan baru keluar dari area rumah sakit. Sadarnya saya dia itu orang gila karena di dalam angkot dia bicara sendiri dan pandangannya kosong cuma tertuju ke bawah, dan saat angkot mengalami kemacetan tib-tiba tu orang turun dari angkot dan berdiri diam di samping angkot tanpa memberi ongkos, pak supir akhirnya sadar kalau penumpang yang dia angkut itu adalah orang gila (kemungkinan aja kabur dari rumah sakit).


***
            Mengenai tentang angkutan umum tentunya berkaitan dengan kemacetan, dalam perjalanan dari Kampung Lalang ke Unimed cukup banyak terdapat titik kemacetan diantaranya adalah di Kampung Lalang itu sendiri karena banyaknya pedagang yang menggunakan jalan sebagai tempat jualan sehingga mempersempit badan jalan yang mengakibatkan kemacetan tak terhindarkan di daerah itu. Selain itu ada juga daerah sekip yang lumayan sering terjadi kemacetan karena di daerah itu terdapat banyak sekolah mulai dari TK, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi sehingga membuat kemacetan terutama pagi hari pada jam masuk sekolah dan siang hari pada saat pulang sekolah. Dan hal yang sering terjadi saat kemacetan adalah munculnya perkataan berbagai jenis hewan dari supir angkot (marmut lah, kelinci lah, kucing lah, dinosaurus lah dan lain-lain). 
***
 Selama menjadi penumpang diangkot 20 saya telah menjumpai banyak penumpang dan termasuk juga mahasiswi-mahasiswi yang kuliah di Unimed juga. Ada seorang mahasiswi yang beberapa kali saya jumpai sebagai penumpang juga di angkot 20 yang sangat menarik. Pertama kali bertemu, saya duduk berhadapan dengannya dan otomatis pandangan saya lurus ke wajahnya, saat melihatnya tiba-tiba dia juga melihat saya sehingga jadinya seperti kontes tatap menatap, lalu secara refleks saya menundukkan kepala dan mengarahkan pandangan ke bawah menghindari pandangan matanya, sejujurnya dia memiliki mata yang indah, pandangan yang tajam dan entah mengapa pandangannya terasa dalam sehingga membuat saya menundukkan kepala. Setelah itu saya lebih curi-curi pandang melihat perempuan itu, tampilannya yang natural, dengan mata yang indah ditambah dengan jilbab yang dipakainya sungguh menarik dari pada mahasiswi yang lainnya yang ada di angkot itu. 
 Saya pun tidak pernah berharap bisa bertemu lagi karena memang penumpang angkot 20 itu banyak sekali, tetapi selang satu semester saya bertemu lagi dengan perempuan itu saat pulang dari Unimed dan dia juga berada di Angkot 20. Kali ini ini dia besama 2 temannya dan dia mengobrol bersama dua temannya sambil memakan rujak dan kebetulan posisi saya juga di hadapannya sehingga kontes tatap menatap itu pun terjadi lagi. Entah kebetulan atau tidak tapi akhirnya kami bertemu lagi saat itu dan kami pun saling menatap, untuk kali ini saya berniat untuk tidak kalah dan terus menatapnya, seperti saat pertama kali dulu bertemu tatapannya tetap tajam dengan mata indahnya dan terasa dalam sekali. Setelah cukup lama saling menatap akhirnya dia mengalihkan pandangannya dan entah mengapa ada perasaan senang di hati saya karena memenangi kontes menatap itu, akhirnya sepanjang perjalanan saya selalu menatapnya dan mungkin dia merasa risih juga, tapi saya jadi berpikir dia itu adalah perempuan yang menarik. 
 Setelah momen itu saya pun tidak pernah berharap bisa bertemu dengannya lagi karena bertemu untuk kedua kalinya itu saja sudah suatu keberuntungan dan saya senang. Tetapi tidak disangka selang waktu berjarak 1 hari saja saya bertemu lagi dengan perempuan itu di Mesjid Unimed. Karena itu hari jumat, saya berniat sholat di Mesjid Unimed dan sambil menunggu waktu sholat tiba saya duduk-duduk di dekat penjual bakso bakar. Disitulah tiba-tiba perempuan itu datang untuk membeli bakso bakar, saya pun terkejut karena tidak menyangka bisa bertemu untuk yang ketiga kalinya dengan perempuan itu, saat itu dia kembali menatap saya karena mungkin dia heran karena jumpa lagi dengan saya. Kontes tatap menatap ini berlangsung singkat karena kali ini saya yang tidak sanggup menatapnya mungkin juga diakibatkan karena rasa keterkejutan saya bisa bertemu lagi dengannya. 
 Satu semester pun berlalu semester genap beralih menjadi semester ganjil bagi saya sudah semester 7 dan bersiap untuk ikut PPL dan tahun ini bagi adik saya mengikuti seleksi masuk ke Unimed sehingga harus membayar uang ujian di bank yang di tentukan. Saat pergi ke bank untuk membayar uang ujian dan membuka pintu bank lalu menanyakan perihal pembayaran uang ujian ke petugas yang berada di pintu bank lalu saya dan adik saya disuruh mengantri di barisan. Saat saya menoleh ke barisan, entah kenapa perempuan yang bermata indah, dengan pandangannya yang tajam dan ditambah dengan jilbabnya itu berada di hadapan saya sedang ikut mengantri di barisan.
Sungguh ini suatu hal di luar pemikiran saya karena bisa bertemu dengannya untuk yang keempat kalinya. Sekali lagi kontes tatap menatap itu pun terjadi lagi dan perempuan itu tetap dengan mata indahnya, dan pandanganya yang tajam yang terasa dalam menatap saya sehingga tanpa sadar saya tersenyum kepadaanya karena rasa senang dan dia membalas dengan senyumannya, ya ampun…………..dia jadi makin menarik. Lalu saya duduk dan menyuruh adik saya untuk mengantri, saat duduk saya sesekali curi pandang ke perempuan itu, tiba-tiba dia menanyakan ke satpam bank perihal pembayaran uang kuliah apakah harus mengantri ke barisan, satpam menjelaskan bahwa antrian barisan hanya untuk pendaftar seleksi Unimed, karena perempuan itu ingin membayar uang kuliah bukan ingin mendaftar maka dia mengambil nomor antrian.
Saya tetap duduk sambil melihat pembicaraan perempuan itu dan setelah dia mengambil nomor antrian dia lalu ingin menunggu sambil duduk, dan tidak disangka dia duduk di samping saya. Karena kami bersebelahan saya jadi gerogi dan berusaha mengumpulkan keberanian untuk membuka obrolan dengan perempuan itu. Akhirnya saya memberanikan diri dan membuka obrolan “kamu kuliah di Unimed kan ?” Tanya saya, lalu perempuan itu pun menjawab dan obrolan pun berlangsung dengan baik. Ternyata dia kuliah di Unimed jurusan pendidikan akuntansi dan baru mau masuk semester 3 dan dia ada di bank untuk membayar uang kuliah. Obrolan pun berlanjut seputaran kuliah dan pengalaman saya mengikuti PPL karena memang saya mau masuk semester 7. Sangat menyenangkan bisa mengobrol dengan perempuan itu dan tentunya dia sangat menarik, saat duduk bersebelahan dengan saya dan dapat melihatnya dengan jarak yang sangat dekat saat mengobrol dengannya merupakan suatu hal yang menyenangkan. Hingga nomor antriannya dipanggil dan dia pamitan pulang dengan menyapa saya ada satu hal yang saya sesali, kenapa karena asik ngobrol saya sampai lupa tanya nama perempuan itu. Ya ampun…. Benar-benar gak ingat untuk tanya namanya dan untuk kali ini saya berharap agar bisa bertemu dengan perempuan itu lagi untuk menanyakan namanya.
Meskipun begitu bertemu dan mengobrol dengannya, duduk bersebelahan dan menatapnya dari dekat sambil berbincang dengannya membuat saya sangat senang karena tidak hanya kontes tatap menatap saja yang dapat terjadi jika kami bertemu lagi nanti.


2 komentar:

  1. kontes tatap menatap..

    perempuan bermata indah..

    Ahahahaiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehehehehe.......... pengalaman anggota angkot 20

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...