Howard
Gardner, dalam bukunya yang berjudul “Multiple Intelegence” menegaskan
bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak
keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk
masa depan seseorang. Gambaran mengenai spectrum kecerdasan yang luas
telah membuka mata para orang tua, maupun guru tentang adanya
wilayah-wilayah yang secara spontan akan diminati oleh anak-anak dengan
semangat yang tinggi. Wilayah-wilayah tersebut adalah:
1) Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan ini umumnya ditandai dengan ini kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca.
2) Kecerdasan Musikal
Adalah kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
3) Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan ini memuat kemampuan seseorang untuk mendiami secara mendalam hubungan antara objek dan ruang.
4) Kecerdasan Kinestik
Kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
5) Kecerdasan Interpersonal
Menunujukan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekelilingnya.
6) Kecerdasan Intra-personal
Menunujukan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaannya sendiri. Anak-anak semacam ini selalu melakukan intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencooba untuk memperbaiki diri, sehingga anak ini cenderung menyukai kesendirian dan kesunyaian, merenung dan berdialog dengan dirinya sendiri.
7) Kecerdasan Naturalis
Yaitu kemampuan seseoarng untuk peka terhadap lingkungan, misalnya senang berada di lingkungan alam terbuka seperti pantai.
Dari ketujuh spectrum kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner di atas, Goleman mencoba memberi penekanan pada aspek kecerdasan intrapersonal atau pribadi. Inti dari kecerdasan ini adalah mencakup kemampuan untuk membedakan atau menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan hasrat keinginan orang lain. Namun, menurut Gardner kecerdasan antar pribadi ini lebih menekankan pada aspek kognisi atau pemahaman. Sementara factor emosi atau perasaan kurang diperhatikan. Padahal, menurut Goleman, faktor emosi ini sangat penting dan memberikan suatu warna yang kaya dalam kecerdasan antar pribadi ini.
Di sini dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya kecerdasan emosi dikembangkan pada diri siswa. Karena betapa banyak dijumpai siswa, di mana mereka begitu cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, bila tidak dapat mengelola emosinya; seperti mudah marah, mudah putus asa, atau angkuh dan sombong, maka prestasi tersebut tidak akan banyak bermanfaat untuk dirinya. Ternyata, kecerdasan emosi perlu dihargai dan dikembangkan pada anak sejak usia dini. Karena hal ini yang mendasari ketrampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensinya dapat berkembang secara lebih optimal.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kecerdasan emosi dipentingkan bagi siswa dalam rangka mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa yang bersangkutan, tanpa harus memaksakan apa yang dikehendaki oleh orang tuanya.
Sumber : http://www.sarjanaku.com/2011/07/macam-macam-kecerdasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar